peningkatan kemampuan membaca intensif dan kemampuan berpikir analitik dengan metode gist

21 Pages·2016·0.49 MB·English

Vol.2 | No.1 | April 2016 Tunas Siliwangi Halaman 138 – 158
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIK DENGAN METODE GIST
(GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK

Triska Fauziah Resmiati

PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

This research is motivated main problems the low capacity of intensive reading and analytical thinking skills
of students. This is evident from the number of students who have not been able to understand the content of
reading because it is difficult to find the main idea of the paragraph, the inability to organize a summary of
the content of reading, and weakness to deduce the content of reading in learning activities intensive reading.
This resulted in a lower speed reading effectiveness, which led to the low level of students' understanding of
the content of reading. This study aimed to get a picture of the influence of methods of GIST through a
scientific approach to improving the ability of intensive reading and analytical skills for students of the fifth
grade of primary school. The method is carried out in the study is an experimental method of quasi or quasi-
experiment that is used to seek treatment effect of utilizing methods GIST approach scientifically to increase
the ability of intensive reading and analytical skills of students in the form of experimental design used is the
development of a pure experiment (true experiment design ) using a pretest-posttest control group design.
The experimental group was treated (treatment) using the method of GIST through a scientific approach,
while the control group was not given a similar treatment. Final test (posttest) are provided in two classes to
determine the effectiveness of the treatment. As for the process of learning to do in the experimental class,
used observation sheet. The results of the data pre-test, post-test, and N-gain quantitatively tested with a test
average difference nonparemetrik manwithney. Based on the analysis, it can be concluded that the increase
in the ability of intensive reading and analytical skills of students gained from learning to apply the scientific
method of GIST through approach is better than learning terlangsung.

Keywords: Method of GIST through Scientific Approach, Intensive Reading Ability, Capability Analysis.

PENDAHULUAN menentukan apa yang harus dilakukan

untuk setiap permasalahan yang dia
Kemampuan berbahasa sangat
temukan. Dengan kata lain, membaca
diperlukan agar setiap manusia dapat
dapat meningkatkan daya berpikir analitik
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
seseorang.
manusia lainnya secara baik. Dengan
Keterampilan berpikir analitik
membaca diharapkan manusia sebagai
dibutuhkan agar seseorang dapat
makhluk sosial tidak hanya terampil
menganalisis permasalahan yang ada
berkomunikasi secara lisan, tetapi juga
untuk kemudian mencari jalan keluar dari
mampu membaca setiap situasi yang
permasalahan tersebut. Keterampilan
dialaminya sehingga kemudian dapat

138
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

berpikir analitik dapat membantu kegiatan termasuk kategori rendah. Selain itu,
membaca. Peserta didik yang memiliki berdasarkan studi dari Programme for
keterampilan berpikir analitik yang baik International Student Assessment (PISA)
akan mampu menghubungkan isi bacaan yang diumumkan pada awal Desember
dengan skemata yang dimilikinya dalam 2013 lalu menyatakan bahwa dari 65
pemahaman isi bacaan. Kemampuan ini negara yang disurvei, Indonesia
tentu tidak dapat dimiliki begitu saja oleh menempati posisi ke-64 dalam
setiap manusia. Perlu ada kegiatan yang kemampuan membaca di tingkat dunia.
dapat mengondisikan manusia untuk Peringkat siswa Indonesia berada posisi
mampu membaca dengan baik agar 64 dari 65 negara. Indonesia hanya lebih
keterampilan berbahasa pun semakin baik dari negara Peru yang menempati
meningkat. Hal tersebut diharapkan dapat posisi paling buncit dalam survei ini.
terwujud melalui kegiatan pembelajaran Indonesia mendapatkan nilai 396 untuk
membaca di sekolah. Pembelajaran membaca sebagaimana dikutip dari
membaca harus dapat menumbuhkan http://edukasi.kompasiana.com/2013/12
kecintaan peserta didik terhadap kegiatan /06/siswa-indonesia-paling-bahagia-di-
membaca untuk mendapatkan pemahaman dunia-615696.html [diakses 05 Januari
terhadap isi bacaan dan pada akhirnya 2014].
menumbuhkan respon berupa tindakan Berdasarkan hasil survei tersebut
dari hasil nalar peserta didik dari kegiatan terlihat bahwa pembelajaran membaca
membaca tersebut. masih mengalami kendala-kendala yang
Pencapaian tujuan pembelajaran menghambat tercapainya tujuan-tujuan
membaca sangat dibutuhkan untuk pembelajaran membaca yang telah
peningkatan kemampuan peserta didik diharapkan. Kegiatan pembelajaran
tidak hanya dalam pelajaran bahasa saja, membaca masih dianggap sebagai
tetapi juga untuk mendukung peningkatan kegiatan yang monoton dan
mata pelajaran yang lainnya. Namun, membosankan. Hal ini menyiratkan
hingga saat ini posisi kemampuan bahwa ada kesulitan yang dialami oleh
membaca orang Indonesia masih sangat pendidik dalam melaksanakan kegiatan
memprihatikan. Wasono dalam Rahayu, pembelajaran membaca di sekolah. Hal
dkk. (2011) menyebutkan bahwa profil tersebut terlihat dengan kemampuan
kemampuan membaca siswa SD di di membaca peserta didik yang masih
Jawa Tengah secara keseluruhan masih rendah. Pada tingkat pendidikan dasar

139
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

kemampuan bacaan peserta didik yang seharusnya dicari sendiri oleh peserta
masih rendah terlihat dari masih didik melalui serangkaian kegiatan aktif
banyaknya peserta didik yang belum membaca kamus sebagaimana
mampu memahami isi bacaan. Salah dikemukakan Abidin (2012, hlm. 10).
satunya adalah kesulitan peserta didik Berdasarkan permasalahan yang
untuk menemukan gagasan utama dari telah dikemukakan, perlu diadakan upaya-
paragraf yang diberikan dalam kegiatan upaya untuk menanggulangi peliknya
pembelajaran membaca intensif. Hal permasalahan seputar pembelajaran
tersebut dipicu pula oleh rendahnya membaca tersebut. Pemecahan masalah
kemampuan berpikir analitik pada peserta diperlukan agar proses pembelajaran
didik. Rendahnya kemampuan berpikir membaca di sekolah dapat dilaksanakan
analitik pada peserta didik terlihat dengan cara yang sesuai sehingga
ketidakmampuan peserta didik dalam kemampuan kebahasaan peserta didik,
menemukan ide-ide penting dalam bacaan khususnya dalam keterampilan membaca
dan menarik kesimpulan isi bacaan. dapat dikembangkan secara optimal.
Sayangnya, hal ini berlanjut dari Berdasarkan hal tersebut, penulis
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. mencoba melakukan penelitian lanjutan
Adapun kegagalan pembelajaran dengan menggunakan metode GIST
membaca tersebut tanpa sadar diciptakan (Generating Interaction Schemata And
oleh guru melalui pembelajaran yang Text) melalui pendekatan saintifik sebagai
dilaksanakan dengan cara-cara yang upaya untuk meningkatkan kemampuan
keliru, seperti kegiatan: 1) membaca membaca intensif dan kemampuan
nyaringkan wacana yang seharusnya berpikir analitik peserta didik pada tingkat
dibaca dalam hati sehingga menyebabkan sekolah dasar.
peserta didik yang cenderung menganggap Adapun masalah penelitian ini
sama wacana tulis dengan ucapan yang dirumuskan berdasarkan pertanyaan
dihasilkan; 2) memulai pembelajaran penelitian “Apakah terdapat pengaruh
dengan menyajikan ringkasan isi bacaan yang signifikan dari metode GIST
yang seharusnya ditemukan peserta didik (Generating Interaction Schemata And
melalui proses pembelajaran; 3) Text) melalui pendekatan saintifik
mendorong peserta didik membaca secara terhadap peningkatan kemampuan
pasif dan monoton; dan 4) membaca intensif dan kemampuan
menerjemahkan kata-kata sulit yang analitik peserta didik kelas V SD?” Secara

140
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

umum penelitian ini bertujuan untuk karena itu, proses membaca membutuhkan
menerapkan metode GIST (Generating pengalaman kontekstual dari pembaca.
Interaction Schemata And Text) melalui
B. Pembelajaran Membaca Intensif
pendekatan saintifik yang efektif dalam

meningkatkan kemampuan membaca Membaca intensif merupakan
intensif dan keterampilan berpikir analitik kegiatan membaca yang dilakukan dengan
pada peserta didik tingkat sekolah dasar. sungguh-sungguh, teliti, rinci, anda berarti
melakukan membaca intensif. Brook
LANDASAN TEORI dalam Tarigan (2008, hlm. 36)
A. Hakikat Membaca
menyatakan bahwa membaca intensif

Banyak ragam pengertian membaca merupakan studi saksama, telaah teliti,
yang dikemukakan oleh para ahli. serta pemahaman terinci terhadap suatu
Membaca dapat diartikan sebagai kegiatan bacaan. Membaca intensif adalah kegiatan
pengalihkodean dari lambang tulisan ke membaca dengan penuh saksama terhadap
dalam bahasa lisan. Hal ini sejalan dengan suatu bacaan sehingga timbul pemahaman
pendapat Anderson dalam Tarigan (2008) yang tinggi.
bahwa secara linguistik, Membaca intensif merupakan proses
“Membaca adalah suatu proses kegiatan membaca yang dilakukan untuk
penyandian kembali dan pembacaan
mendapatkan informasi yang terkandung
sandi (a recording and decoding
proses), sebuah aspek pembacaan sandi dalam teks bacaan untuk memperoleh
(decoding) adalah menghubungkan
pemahaman terhadap bacaan tersebut.
kata-kata tulis (written word) dengan
makna bahasa lisan (oral language Pada tahapan membaca intensif
meaning) yang mencakup pengubahan
keterampilan membaca bersifat
tulisan/cetakan menjadi bunyi yang
bermakna”. pemahaman (comprehension skills),

kegiatan membaca dianggap berada pada
Berdasarkan berbagai pengertian itu,
urutan yang lebih tinggi (higher order)
dapat simpulkan bahwa dalam proses
dengan karakteristik sebagaimana
membaca digunakan dua fungsi utama
menurut Tampubolon (2008) berikut:
dari kemampuan manusia, yaitu
1) memahami pengertian sederhana
kemampuan visual dan kemampuan
(leksikal, gramatikal, retorikal);
kognitif. Kegiatan membaca dilakukan
2) memahami signifikansi atau makna;
untuk memperoleh pesan tertentu dari
3) evaluasi atau penilaian; dan
lambang bahasa tulis ke dalam
pemahaman kognitif pembaca. Oleh

141
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

4) kecepatan membaca yang fleksibel, C. Prinsip Skemata dalam Membaca

yang mudah disesuaikan dengan
Kegiatan membaca merupakan
keadaan.
proses memahami bahasa tulisan. Gillet
Pembelajaran membaca dapat
dan Temple (Adnyani dan Luh: 2009)
diartikan sebagai suatu proses interaksi
menyatakan pemahaman tersebut adalah
antara peserta didik terhadap suatu bacaan
proses pemaknaan kata-kata, kalimat, dan
yang sengaja disiapkan oleh pendidik
hubungan dalam teks. Inti dari membaca
melalui sebuah perencanaan yang matang
adalah untuk memahami apa yang kita
dengan tujuan untuk membantu peserta
baca, yang melibatkan pengetahuan
didik agar dapat mengembangkan
sebelumnya, pengetahuan tentang struktur
kemampuan mereka terhadap
teks, dan pencarian informasi aktif.
keterampilan membaca. Adapun usaha
Sejalan dengan hal tersebut, Martin (1991)
pendidik dalam mengembangkan atau
mengatakan bahwa membaca berarti
meningkatkan keterampilan membaca
membangun kerangka kerja untuk
peserta didik dapat dilaksanakan dengan
menghubungkan kata-kata untuk pikiran.
tanggung jawab pendidik sebagai menurut
dengan kata lain, tujuan membaca adalah
Tarigan (2008, hlm. 16) berikut.
untuk menghubungkan ide-ide dalam teks
a. Memperluas pengalaman para peserta
ke latar belakang pengetahuan pembaca.
didik sehingga mereka memahami
Skemata merupakan bentuk jamak
keadaan dan seluk-beluk kebudayaan.
dari skema. Skema sendiri dalam Kamus
b. Mengajarkan bunyi-bunyi bahasa dan
Besar Bahasa Indonesia merupakan
makna-makna dari kata-kata baru;
bagan, rangka, dan rancangan. Jika
c. Mengajarakan hubungan bunyi bahasa
dikaitkan dengan kegiatan membaca,
dan lambang atau simbol.
skemata dapat diartikan sebagai latar
d. Membantu pendidik memahami
belakang pengetahuan yang dimiliki oleh
struktur-struktur bahasa.
pembaca ketika menggabungkan makna
e. Mengajarkan keterampilan-
yang terkandung dalam bacaan dengan
keterampilan pemahaman
pengalaman pengetahuan yang dimiliki
(comprehension skills) kepada peserta
oleh seseorang. Hubungan antar skema
didik.
dibangun kembali oleh pembaca ketika
f. Membantu peserta didik untuk
pembaca mencoba untuk memahami isi
meningkatkan kecepatan membaca.
bacaan. Sebelum peserta didik mulai

membaca teks, mereka harus memanggil

142
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

sejumlah struktur kognitif batin (skemata) dijelaskan tentang makna skema sebagai
dalam memutuskan bagaimana untuk berikut.
melanjutkan kegiatan membaca a) Skema adalah suatu pemberian yag
selanjutnya sebagaimana dikutip dari digeneralisasikan, suatu rencana atau
Armstrong (2003). struktur, seperti yang digunakan dalam
Chaplin dalam Sulistyaningsih kalimat “Skema proses membaca
sebagaimana dikutip dari setiap orang boleh dikatakan tidak
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._P pernah sama”.
END._BHS._DAN_SASTRA_INDONES b) Skema adalah suatu sistem yang
IA/196012161986032LILIS_ST._SULIST konseptual yang perlu untuk
YANINGSIH/TEORI_SKEMA.pdf. memahami sesuatu.
[diakses pada 24 November 2013] c) Contoh, skema tentang kebudayaan
mengemukakan empat macam keterangan yang dimiliki oleh si A dapat
tentang skema itu, ialah: menolong pemahamannya dalam
1) skema sebagai suatu peta kognitif bidang bahasa.
yang terdiri atas sejumlah ide yang d) Skema adalah suatu cerita yang
tersusun rapi; melahirkan kenyataan yang disimpan
2) skema sebagai kerangka referensi dalam pikiran, tetapi tidak
untuk merekam berbagai peristiwa ditransformasikan lewat pikiran.
atau data; Berdasarkan pemaparan tersebut,
3) skema sebagai suatu model; dapat disimpulkan bahwa skemata
4) skema sebagai suatu kerangka pembaca akan sangat menentukan
referensi yang terdiriatas respons- kemampuan membaca seseorang.
respons yang pernah diberikan, Seseorang yang memiliki skema lebih
kemudian menjadi standar bagi banyak akan menunjang kecepatan dan
respons-respons selanjutnya. ketepatan bacanya, sehingga kemampuan
Dalam kamus “A Dictionary of efektif membaca setiap orang tidak sama.
Reading” sebagaimana dikutip dari Namun, skemata tentunya dapat
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._P dikembangkan dengan memberikan
END._BHS._DAN_SASTRA_INDONES pengalaman-pengalaman tambahan bagi
IA/196012161986032LILIS_ST._SULIST pembaca, baik yang didapat dari proses
YANINGSIH/TEORI_SKEMA.pdf. membaca ataupun hal lainnya.
[diakses pada 24 November 2013]

143
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

D. Kemampuan Analisis hubungannya dengan struktur yang

terorganisasikan.
Kemampuan berpikir analisis
Dalam Herdian (2010) dikemukakan
merupakan kemampuan berpikir yang
bahwa kemampuan berpikir analitis
dlakukan melalui tahapan analisis.
adalah kemampuan pola pikir peserta
Menurut Bloom (1956) pada tingkat
didik untuk menguraikan atau
analisis, seseorang akan mampu
memisahkan suatu hal ke dalam bagian-
menganalisis informasi yang masuk dan
bagiannya dan dapat mencari keterkaitan
membagi-bagi atau menstrukturkan
antara bagian-bagian tersebut.
informasi ke dalam bagian yang lebih
Menganalisis adalah kemampuan
kecil untuk mengenali pola atau
memisahkan materi (informasi) ke dalam
hubungannya, dan mampu mengenali
bagian-bagiannya yang perlu, mencari
serta membedakan faktor penyebab dan
hubungan antara bagian-bagiannya,
akibat dari sebuah skenario yang rumit.
mampu melihat (mengenal) komponen-
Sebagai contoh, pada tahap ini seseorang
komponennya, bagaimana komponen-
akan mampu memilah-milah penyebab
komponen itu berhubungan dan
meningkatnya reject, membanding-
terorganisasikan, membedakan fakta dari
bandingkan tingkat keparahan dari setiap
hayalan. Kemampuan analisis meliputi
penyebab, dan menggolongkan setiap
kemampuan menyelesaikan soal-soal yang
penyebab ke dalam tingkat keparahan
tidak biasa untuk menemukan hubungan,
yang ditimbulkan.
membuktikan dan mengomentari bukti,
Bloom membagi aspek analisis ke
dan merumuskan serta menunjukkan
dalam tiga kategori sebagai berikut:
benarnya suatu generalisasi dalam tahapan
1) analis bagian (unsur) seperti
analisis.
melakukan pemisalan fakta, unsur

yang didefinisikan, argumen, aksioma
E. Metode GIST (Generating
(asumsi), dalil, hipotesis, dan Interaction Schemata and Text)

kesimpulan;
Salah satu strategi mengajar yang
2) analisis hubungan (relasi) seperti
dianggap berguna untuk meningkatkan
menghubungkan antara unsur-unsur
kemampuan membaca pemahaman dan
dari suatu sistem (struktur)
melibatkan pengetahuan siswa
matematika;
sebelumnya dengan kemampuan berpikir
3) analisis sistem seperti mampu
analitik, untuk menganalisis dan
mengenal unsur-unsur dan

144
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

generalisasi bacaan adalah metode GIST ini diyakini bahwa dengan memiliki lebih
(Generating Interaction Schemata And banyak pilihan dalam membaca, siswa
Text). GIST (Generating Interaction terbantu untuk memenuhi kebutuhan
Schemata And Text) merupakan strategi individu mereka sendiri dan karena itu
untuk membangkitkan Interaksi antara mereka diberi lebih banyak kesempatan
Skema dan Teks, yang diusulkan oleh untuk aktif membangun makna mereka
Cunningham pada tahun 1982. Metode ini sendiri.
bertujuan untuk membentuk kemampuan Metode GIST (Generating
peserta didik dalam memahami inti dari Interaction Schemata And Text)
paragraf yang dibaca melalui kegiatan mengarahkan prosedur pembelajaran
membaca dan memproduksi inti kalimat terhadap penggunaan prosedur baca yang
demi kalimat untuk membangun tepat. Oleh karena itu, metode ini dapat
keseluruhan inti paragraf. mengarahkan guru untuk menguasai
Cunningham (2001) menyatakan metode baca yang tepat. Dalam
bahwa Ringkasan adalah sebuah sintesis pelaksanaannya, metode GIST
dari ide-ide penting pada teks. Meringkas (Generating Interaction Schemata And
mengharuskan siswa untuk menentukan Text) terlaksana dengan keseimbangan
apa yang penting dalam apa yang mereka antara peran guru sebagai pengelola
membaca, untuk menyingkat informasi pembelajaran, peran aktif peserta didik
ini, dan untuk memasukkannya ke dalam dalam kelompok kecil yang dibentuk
kata-kata sendiri. siswa menggunakan dalam proses pembelajaran untuk
pola berpikir tingkat tinggi keterampilan menyusun rangkuman, dan diskusi warga
untuk menganalisis dan mensintesis apa kelas untuk membentuk hasil akhir inti
yang telah mereka baca. Ringkasan wacana yang telah dibaca.
tersebut biasanya dibatasi tidak lebih dari
F. Pendekatan Saintifik
lima belas atau dua puluh kata. Oleh

karena itu, siswa perlu menghapus Pendekatan saintifik merupakan
informasi yang tidak penting dan pendekatan yang mengarahkan proses
menggunakan kata-kata mereka sendiri pembelajaran dengan menerapkan pola
untuk meringkas ide utama yang mereka berpikir ilmiah melalui lima langkah yang
pilih. Dengan demikian, kemungkinan dilakukan, yaitu 1) mengamati
makna yang didapat berbeda dari satu (observing); 2) menanya (questioning); 3)
pembaca dengan pembaca yang lain. Hal mengasosiasi (associating); 4) mencoba

145
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

(experimenting); dan 5) melihat, menyimak, mendengar, dan
mengomunikasikan (communicating). membaca. Guru memfasilitasi peserta
Di dalam Pedoman Implementasi didik untuk melakukan pengamatan,
Kurikulum (2013) disebutkan bahwa melatih mereka untuk memperhatikan
melalui pendekatan saintifik, peserta didik (melihat, membaca, mendengar) hal
didorong untuk belajar melalui yang penting dari suatu benda atau
keterlibatan aktif dengan keterampilan- objek.
ketearmpilan, konsep-konsep, dan prinsip- b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru
prinsip. Guru mendorong peserta didik
memberikan kesempatan kepada peserta
untuk mendapatkan pengalaman dengan
didik untuk bertanya mengenai apa yang
melakukan kegiatan yang memungkinkan
sudah dilihat, disimak, dibaca atau
mereka menemukan konsep dan prinsip-
dilihat. Guru perlu membimbing peserta
prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan
didik untuk dapat mengajukan
kata lain, pembelajaran terjadi apabila
pertanyaan: pertanyaan tentang yang
peserta didik terlibat secara aktif dalam
hasil pengamatan objek yang konkrit
menggunakan proses mentalnya agar
sampai kepada yang abstra berkenaan
mereka memperoleh pengalaman,
dengan fakta, konsep, rpsedur, atau pun
sehingga memungkinkan mereka untuk
hal lain yang lebih abstrak.
menemukan beberapa konsep atau prinsip
Dari kegiatan kedua dihasilkan
tersebut. Proses-proses mental itu
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
misalnya: mengamati, menanya dan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu
merumuskan masalah, merumuskan
peserta didik. Semakin terlatih dalam
hipotesis, merancang eksperimen,
bertanya maka rasa ingin tahu semakin
melaksanakan eksperimen,
dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut
mengumpulkan dan menganalisis data,
menjadi dasar untuk mencari informasi
menarik kesimpulan, serta menyajikan.
yang lebih lanjut dan beragam dari
Adapun penjelasan mengenai
summber yang ditentukan guru sampai
langkah-langkah pembelajaran saintifik
yang ditentukan peserta didik, dari
penulis uraikan sebagai berikut.
sumber yang tunggal sampai sumber
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru yang beragam.
memberikan kesempatan peserta didik c. Mengasosiasikan dan Mencoba
untuk melakukan pengamatan melalui

146
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 138-158

Tindak lanjut dari bertanya adalah pendekatan saintifik. Metode GIST
mengumpulkan informasi dari berbagai (Generating Interaction Schemata And
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu Text) melalui pendekatan saintifik
peserta didik dapat membaca buku yang merupakan variabel bebas (independen)
lebih banyak, memperhatikan fenomena yang akan mempengaruhi kemampuan
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan membaca intensif dan kemampuan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan berpikir analitik peserta didik sebagai
tersebut terkumpul sejumlah informasi. variabel terikat (dependen). Oleh karena
Informasi tersebut menjadi dasar bagi itu, penggunaan metode GIST
kegiatan berikutnya yaitu memproses (Generating Interaction Schemata And
informasi untuk menemukan keterkaitan Text) melalui pendekatan saintifik
satu informasi dengan informasi lainnya, dianggap dapat meningkatkan
menemukan pola dari keterkaitan kemampuan membaca intensif dan
informasi dan bahkan mengambil kemampuan berpikir analitik
berbagai kesimpulan dari pola yang dibandingkan dengan penggunaan model
ditemukan. pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
d. Mengomunikasikan hasil guru kelas kepada peserta didik kelas V
Kegiatan berikutnya adalah
(lima) SDN Karangpawulang Kota
menuliskan atau menceritakan apa yang
Bandung.
ditemukakan dalam kegiatan mencari

informasi, mengasosiasikan dan H. Hipotesis Penelitian

menemukan pola. Hasil tersebut
Berdasarkan kerangka berpikir,
disampikan di kelas dan dinilai oleh
maka hipotesis pada penelitian ini adalah
guuru sebagai hasil belajar peserta didik
sebagai berikut.
atau kelompok peserta didik tersebut.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan hasil
G. Kerangka Pemikiran
kemampuan membaca intesif dengan
Berdasarkan definisi operasional
metode GIST (Generating Interaction
yang telah dipaparkan, terdapat tiga
Schemata And Text) melalui
variabel dalam penelitian ini, kemampuan
pendekatan saintifik pada siswa kelas
membaca intensif, kemampuan berpikir
V (lima) sekolah dasar.
analitik, dan metode GIST (Generating
2. Terdapat pengaruh yang signifikan
Interaction Schemata And Text) melalui
terhadap peningkatan hasil

147