Table Of Content1
Vol. 36, No. 3 ISSN 1829-5908
September 2007
CSIS
Analisis
Capaian
Setelah
Tahun
0 Reformasi:
1
Tinjauan Bidang
Ekonomi
ANALISIS PERISTIWA
Tinjauan Perkembangan Ekonomi:
• Krisis dan Berbagai BentukAliranUang
• Pertumbuhan Ekonomi RelatifKuat
ARTIKEL
-•
Tuntutan Menggerakkan SektorRiil
Reformasi Kebijakan di Indonesia: 10 Tahun Setelah Krisis
1997/1998
Demokratisasi di Indonesia Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi
Dari Perdagangan Bebas Menjadi PasarTunggal ASEAN
CENTRE FOR STRATEGIC
AND
INTERNATIONAL
STUDIES
ISSN 1829-5908
mm
ii i iii 1
—
Analisis CSIS Diterbitkan oleh CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES
(CSIS) sejak 1971 sebagai jurnal berkala untuk menyajikan tulisan-tu-
Vol. 36, No. 3
lisan tentang berbagai masalah nasional dan internasional. ANALISIS
September 2007
CSIS adalah suatu forum terutama untuk para staf peneliti CSIS sen-
diri. Tetapi sumbangan tulisan dari luar CSIS akan dipertimbangkan
untuk dimuat sesuai dengan kebutuhan. Isi tulisan-tulisan yang di-
muat dalam ANALISIS CSIS sepenuhnya menjadi tanggung jawab pri
badi penulis masing-masing.
Logo CSIS Mulai tahun 1989 CSIS menggunakan logo baru: Nalar Ajar
Terusan Bud/. Logo berbentuk sebuah piringan cekung
berukiran bola dunia yang melatarbelakangi gambaran
orang tanpa busana duduk memangku buku terbuka ber-
alaskan kain lampin. Tangan kiri menunjuk ke buku dan
tangan kanan menunjuk ke atas menggambarkan orang
yang sedang menguraikan pengetahuan yang ditimba dari buku. Ketelan-
jangan gambar orang di ten—gah piringan melambangkan keterbukaan budi
tiadanya sikap a priori pada warga CSIS, seperti pada para analis
II umumnya, dalam kegiatan studinya. Gambar ini menunjukkan kegiatan
belajar dan mengajar atau menguraikan pikiran, sebagaimana para analis
CSIS melakukan studi.dan menguraikan pikiran mereka kepada siapa saja
yang membutuhkannya. Sedangkan bola dunia melambangkan alam jagad
raya yang menjadi cakrawala dan lingkup CSIS berada dan berkarya. Ka-
limat Nalar Ajar Terusan Budi yang tertera pada lingkaran piringan adalah
surya sengkala: cara merangkai kata dalam tradisi Jawa untuk menandai
suatu tahun penting menurut peredaran matahari dan sekaligus menge-
mukakan makna yang terkandung dalam peristiwa yang tahunnya ditandai
itu. /Va/armenurut tradisi Jawa itu berwatak 1, Ajar berwatak 7, Terusan
berwatak 9, dan Budi berwatak 1 . Sebagaimana lazimnya sengkala dibaca
dalam urutan terbalik: 1971, tahun CSIS berdiri. Nalar Ajar Terusan Budi
juga menggambarkan alam pikiran, dan hakikat kegiatan CSIS. CSIS se-
bagai lembaga profesi keilmuan, yang didukung oleh kreativitas individu,
pada hakikatnya mempunyai kegiatan intelektual yang bukan hanya meng-
analisa kebenaran tetapi juga terpanggil untuk menunaikan kewajiban
sosialnya. Makna Nalar Ajar Terusan Budi adalah bahwa bagi CSIS, ber-
nalar, belajar serta menguraikan pikiran adalah kelanjutan wajar dari budi
yang arif. Logo ini dituangkan dalam wujud piringan perunggu oleh G.
Sidharta.
Pemimpin Redaksi/ Medelina K. Hendytio
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi M. Hadi Soesastro, J. Kristiadi, Bantarto Bandoro, Rizal Sukma, Raymond
Atje, Edy Prasetyono, T.A. Legowo
Redaksi Pelaksana Faustinus Andrea, Lilies Achmadi
STT SK Menpen Rl No. 509/SK/DITJEN PPG/STT/1978,
tanggal 28 Agustus 1978
829-5908
ISSN 1
In
CSIS
Analisis
ISSN 1829-5908
Vol. 36, No. 3, September 2007
DAFTAR
ISI
PENGANTAR REDAKSI
244-245
ANALISIS PERISTIWA
n
Tinjauan Perkembangan Ekonomi:
• Krisis dan Berbagai BentukAliranUang
HadiSoesastro 246-251
• PertumbuhanEkonomiRelatifKuat
Pratiwikartika 252-267
ARTIKEL
TuntutanMenggerakkan SektorRiil
Pande Radja Silalahi 268-277
ReformasiKebijakandi Indonesia:
10 Tahun Setelah Krisis 1997/1998
Ira S. Titiheruwdan IndiraHapsari 278-288
Demokratisasi di Indonesia
Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi
DeniFriawandanAriA. Perdana 289-308
Dari Perdagangan Bebas Menjadi
PasarTunggal ASEAN
Hadi Soesastro
309-322
PENGANTAR
REDAKSI
MBNJELANG
sepuluhtahunberlangsungnyaerareformasi,yangperludirenungkan
adalah hasil atau capaian apa saja yang sudah diperoleh selama ini, terutama
setelah berbagai program dan kegiatan dilakukan selama 10 tahun terakhir. Di
bidangekonomi,khususnya,pertanyaanyangmengemukaadalah sejauhmanapembangunan
ekonomi telahmemberikantambahankesejahteraanbagimasyarakat? Apakahkesempatan
kerja semakin banyak terbuka? Apakah pendapatan rakyat meningkat dan daya beli
bertambah? Selamainikebijakanapasajayangtelahdikeluarkanolehpemerintah?Jawaban
ataspertanyaandiatasakanmenjadipokokbahasanutamadalamterbitanAnalisisCSIS saat
ini.
Dalamtulisanyangberjudul"TuntutanMenggerakkanSektorRiil", PandeRadjaSilalahi
memberikan gambaran yang buram. Lemahnya kinerja sektor riil yang bermuara pada
rendahnya investasi asing, rendahnya pertumbuhan manufaktur serta sedikitnya industri
padat karya telah berimbas pada lemahnya penciptaan lapangan kerja. Akibatnya angka
pengangguran dan angka kemiskinan tidak berubah secara berarti yang ditandai dengan
melemahnyadayabelimasyarakat.
Dalam hal kebijakan situasinya juga tidak jauh berbeda. Ira S.Titiheruw dan Indira
Hapsari,dalamtulisannya"ReformasiKebijakandiIndonesia: 10TahunSetelahKrisis1997/
1998",berpendapatbahwakrisisyangterjadipadatahun1998telahmemberikanmomentum
bagi pelaksanaan reformasi kebijakan, sebab xnuncul euatu kondisi yang membutuhkan
reformasiatauprogram-programyangdapatmengatasimasalahutamadisektorkeuangan.
Salah satu aspekpositifyangmuncul adalahperubahan dalamperumusankebijakan yang
semulabersifat sentralistismenjadilebihpartisipatif Akantetapidisisilainprogramreformasi
.
secaraumummengalamikegagalanakibatterbatasnyaupayamendapatkandukunganpublik.
Selain itu, proses politik dan kerangka institusi telah menciptakan ketidakpastian dan
menimbulkan risiko dalamproses reformasi kebijakan danperaturanpelaksanaannya.
Sejalandengantulisandiatas,DeniFriawandanAriA.Perdana,mengemukakanadanya
pengabaianterhadapmomentumreformasi.SecaraumummasapemerintahansetelahSoeharto
telah gagal dan sulit dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Perkembangan yangpositif terjadi dibidang
politik, khususnya dalam mendorong proses demokratisasi. Dalam tulisan "Demokratisasi
di Indonesia Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi", dikemukakan kontribusi krisis ekonomi
terhadap proses demokratisasi di Indonesia, seperti dominasi eksekutif telah bergeser pada
membesarnya peran legislatif Disampingitu, konsentrasi kekuasaan telahberalihdariyang
.
sangatterkonsentrasipadaeksekutif, terutamadisekitarlingkaranterdekatpresiden,menjadi
PENGANTAR REDAKSI 245
sangat terfragmentasi setelah pemilu multi-partai 1999. Perkembangan lain adalah
implementasi desentralisasi dimana pemerintah daerah sekarang memiliki kekuasaan yang
lebihbesar dan independen.
Tulisan terakhir berjudul "Dari Perdagangan Bebas Menjadi Pasar Tunggal ASEAN",
oleh Hadi Soesastro. Tulisan ini membahas tentang gagasan terbentuknya pasar tunggal
ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) ditengah tantangan ekonomi global dan
regionalyangsemakinmeningkat. Selainsebagaipasartunggal,AECjugaberfungsisebagai
landasan produksi yang menyatu. AEC bertujuan membentuk suatu masyarakat ekonomi
sebagaibagian dariASEANCommunity. Disampingitu,AEC menjadijawaban atas tuntutan
untuk mengkonsolidasikan ASEAN melalui upaya yang komprehensif dan koheren guna
meningkatkankohesiekonomi,politik, dan strategidikawasan.
Refleksi 10 tahun reformasi telah memberikan berbagai indikasi dan menunjukkan
kelemahandankekuranganyangmuncul.Dimasadepaninformasiiniakanbermanfaatbagi
perumusankebijakanbaru untukmenanggulangi persoalan yang ada.
REDAKSI
The
Indonesian Quarterly
T
The Indonesian Quarterly is a journal of policy oriented
Indonesi studies published by the Centre for Strategic and Inter-
Quarter national Studies (CSIS), Jakarta, since 1972. It is a me-
dium for Indonesian views on national, regional and
global problems.
Each issue contains
Current Events;
ReviewofPolitical Development;
a Review of Economic Development;
a Review of Regional and Global Development, and
Articles on Contemporary Issues and Problems of
Indonesia and ASEAN Region
Address all correspondence, permission requests, books for review
andsubscriptionto
ISSN 0304-2170
TheIndonesian Quaneriy
AnnualSubscriptions: CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES
IndonesiaRp120.000,00(Rp35.000,00per Jl. Tanah Abang 111/23-27, Jakarta 10160, Indonesia
iEsusrueo)p;eA&siAafrPiaccaifUiSc$&12A5u.s0t0r;alUiaSAU,SC$1a0n0a.d0a0&; Tel: (62-21) 3865532, Fax: (62-21) 3809641; 3847517
CentralAmericaUS$150.00;SouthAmerica& E-mail: [email protected]
OthersUS$175.00 Bank: BRI Jakarta-Tanah Abang, Account No. 0018.01.000211.30.1
ANALISIS PERISTIWA
TINJAUAN PERKEMBANGAN EKONOMI
Krisis dan Berbagai Bentuk Aliran Uang*
Hadi Soesastro
PENDAHULUAN yang jelas. Reformasi keuangan sudah
dilakukan. Prinsip kehati-hatian {prudential
Bulan Juli 2007 adalah ulang tahun regulations) pun sudah diperketat. Bahkan,
kesepuluh krisis finansial Asia. beberapainisiatifpadalevelregionalsudah
Berbagai aspek mengenai hal ini disepakati oleh beberapa negara guna
telahdidiskusikandiberbagainegaradiAsia. mengantisipasi kemungkinan terjadinya
Secara garis besar, kesemuanya itu bisa gejolak finansial. Salah satunya adalah
diringkas menjadi beberapa pertanyaan Chiang Mai Initiative yang bertujuan untuk
mendasar.Pertama,apayangtelahdipelajari menggabungkan sumber daya keuangan
daripengalamankrisisfinansiallalu?Kedva, agar dapat menghalangi, menghadapi atau
apakah Asia saat ini sudah lebih baik dari mengatasi sebuah krisis finansial.
sebeluxnnya,khususnyadalammenghadapi
kemungkinan krisis finansial berikutnya? Ada beberapa argumen yang menga-
Ketiga, apa sajafaktor-faktorpotensial yang takan bahwa Asia tidak memetik pelajaran
dapatmemicu gejolakfinansial diAsia? yang tepat dari krisis yang lalu, karena
negara-negara Asia masih tetap rentan
Ketiga pertanyaan ini sangat menarik terhadap berbagai gejolak ekstemal. Mes-
untuk dibahas. Ide dasar dari pertanyaan- kipun demikian, gejolak yang potensial
pertanyaan ini adalah keingintahuan akan dihadapi sekarang ini berbeda sifatnya
kemungkinan kembalinya krisis Asia dengan yang terjadi 10 tahun lalu. Ada
dengan skala dan cakupan yang serupa argumen yang mengatakan bahwa sumber
dengan sepuluh tahun lalu. Sayangnya, dari gejolak ini adalah ketimpangan dalam
hingga saat ini masih belum ada jawaban sistempembayarandunia (globalimbalances),
yang ditandai dengan terus meningkatnya
* Tulisan ini pernah dimuat di Kompas, 3 Agus- cadangan devisa di kawasan Asia Timur,
tus 2007. guna 'membiayai' peningkatan konsumsi
KRISIS DAN BERBAGAI BENTUK ALIRAN UANG (Soesastro) 247
yang berlebihan (over-consumption) di elemen berikut: (a) rumusan tentang cara
Amerika Serikat. Ketimpangan ini, jika untuk mengontrol arus modal; (b) pe-
dibiarkan terus-menerus berlangsung mantauan yang lebih ketat terhadap
tentunyatidaksehat,namunsampaisaatini perusahaan-perusahaan pengelola aset; (c)
behim ada solusi bersama yang diambil lenderofthelastresortyangdapatdiandalkan
untuk menangani masalah ini. pada masa krisis; serta (d) pembentukan
sebuah cadangan devisa dunia yang dapat
Kekhawatiran lain adalah mengenai mendanai pertumbuhan perdagangan
besarnyaaliranmodalyangmasukkepasar- global. Forum-forumsepertiMenteri-menteri
pasarbaru (emergingmarkets) diAsiaTimur. Keuangan G7 dan G20 memang sudah
Pada dasarnya dunia saat ini sedang membahas hal-hal tersebut, tetapi tidak
kelebihanlikuiditas. Padatahun2006,aliran lebih dari diskusi. Mereka juga sudah
modal swasta ke pasar-pasar baru telah memberikanperhatianpadameningkatnya
mencapai jumlah terbesar sepanjang masa peran hedge funds, tapi belum dapat
yaitu 550 miliar dolar AS. Tahun ini di- bersepakat mengenai perlu tidaknya hedge
perkirakan akan berjumlah lebih dari itu. fund ini diatur dan bagaimana cara
Aliranmodalraksasainidapatmengganggu mengaturnya. Saat ini setiap negara
nilai tukar dan manajemen ekonomi dalam terpaksa secara sendiri menghadapi
negeri. Hal ini bisa kita pelajari dari krisis volatilitas dariuangpanas (hotmoney),yaitu
finansialAsiayanglalu. Kini,sepuluhtahun aliranmodaljangkapendek,yangbertujuan
setelah krisis, Asia kembali menjadi tujuan mencari keuntunganjangka pendek.
yang menarik bagi investasi modal, baik
modal jangka pendek maupun jangka Permasalahan ini sudahmendesakdan
panjang, dalam bentuk investasi langsung, perlu segera ditangani, seperti terlihat dari
portofolio ataupun investasi inodal kerja. mulai terbentuknya bubble di kawasan Asia
Desember lalu, Thailand berusaha mem- Timur akibat meningkatnya harga asetdan
batasi aliran modal raksasa yang masuk ke equitas (dengan persentase peningkatan
perekonomiannya, tapi upaya ini menemui yang mencapai dua digit). Menjamurnya
kegagalan. Pada tingkat regional, diskusi hedgefundsyangmelakukanpinjamansecara
mengenai persoalan ini sudah dibahas besar-besaran untuk diinvestasikan guna
dalamforumASEANdanASEANPlusThree, memaksimalkan keuntungan mereka telah
termasuk cara untuk menstabilkan nilai menjadikankondisipasarbegitu kompleks.
tukar, akan tetapi hingga kini belum ada Banyak investor yang meminjam secara
tindakankonkretyang dilakukan. murah dalam mata uang yen untuk di-
investasikan di pasar yang memberi hasil
MENINGKATNYA PERAN HEDGE lebih tinggi (yen-carry trade). Tingkat suku
FUNDS bunga yang sudah lama cenderung rendah
mulai menyebabkan terbentuknya bubble di
Pada tingkat global, reformasi sistem pasar modal, pasar real estate, pasar ko-
keuangan semestinya memiliki elemen- moditi danekuitas privat.
248
ANALISIS CSIS, Vol. 36. No. 3, 2007: 246-251
DiIndonesia,bahkan MenteriKeuang- mencatatkan diri sebagaibagian terpenting
anSriMulyanisendiritelahmenyampaikan dalamberbagaipasarfinansialdidunia(baik
peringatan tentanghalini. Tiap-tiap negara dalam bentuk ekuitas maupun derivatif),
mestinyatidakdibiarkansendirisajadalam dengan jumlah yang sudah meningkat
menghadapitantangansemacamini.Namun menjadisekitar9000lembagadanmengelola
perludiingatbahwainisiatifregionalhanya aset yang diperkirakan nilainya mencapai
mampu
menyelesaikan sebagian dari 1,4 triliun dolar. Akan tetapi,peran mereka
masalah ini. Yang sebenarnya diperlukan sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan
adalah sebuah inisiatif global. Akan tetapi jumlah aset yang mereka kelola karena
upaya ini membutuhkan kemauan politik kekuatan leverage yang mereka miliki.
pihak-pihak tertentu dan membutuhkan Gubernur Bank Sentral Eropa (European
waktuuntukmewujudkannya. Olehkarena Central Bank—ECB), Jean-Claude Trichet,
itu, agendautamabaginegarasepertiIndo- mengakui bahwa dia sendiri tidak se-
nesia adalah meningkatkan kehati-hatian penuhnyamengertiaktivitasparahedgefunds
dan membangun
institusi serta instrumen itu. Di satu sisi terdapat pandangan yang
yangefektifgunamenghadapitantanganini. optimis mengenai pentingnya peran hedge
Sebenarnya preposisinya sudah jelas. fundssebagaisumberinovasisektorfinansial
Indonesia akan terus menerus menerima dan dalam memperdalam serta mening-
aliran modal masuk karena tidak mungkin katkan likuiditas pasar finansial. Selainitu,
menutup diri. Oleh karena itu diperlukan mereka mampu memberi tingkat pengem-
cara untuk meminimalkan resiko melalui balian yang lebih tinggi dibanding mutual
pemahaman yang baik mengenai berbagai funds tradisional.
jenisaliranuang,modaldaninvestasi.Untuk
itudibutuhkansebuahlembagayangsecara Akan tetapi di lain pihak terdapat be-
khusus bertugas untuk mengumpulkan berapa masalah yang merupakan sumber
berbagai informasi penting dan berfungsi kekhawatiran.Hedgefundsberpotensiuntuk
sebagai pusat informasi dan sosialisasi turutmeningkatkanapayangdisebutresiko
(clearing house) mengenai jenis-jenis aliran sistematis (systemic risk) dan mempertajam
uang beserta pelakuknya. Bank Indonesia volatilitas finansial. Kekhawatiran juga
mungkin merupakan lembaga yang cocok munculakanadanyakolusidanmanipulasi
untuk memberikan pelayanan ini, tetapi pasar, serta kurangnya transparansi dan
untuk itu lembaga ini harus benar-benar perlindungan bagi investor di hedgefunds.
diberi kebebasan penuh dalam melakukan MenurutFinancialStabilityReporttahun1999,
operasinya. aktivitas hedge fund telah turut mem-
pengaruhivolatilitasbeberapapasarAsiadi
Sebagai permulaan, mari kita amati masa krisis, termasuk diantaranya Hong-
tantangan dari hedgefunds yang operasinya kong dan Malaysia.
hinggakinitidakbanyakdimengertipublik.
Semenjak keterlibatan mereka dalam pasar Mengenai isu systemic risk, presiden
finansial dunia, hedgefunds saat ini telah Federal Reserve Bank of New York me-
KRISIS DAN BERBAGAI BENTUK ALIRAN UANG (Soesastro) 249
ngatakanbahwa kekhawatiranutama ada- Bagaimana cara Indonesia menjaga
lahterpusatnyaresikopadasekelompokinti dirinya dari para pelaku di sektor finansial
lembaga-lembaga yang skalanya besar. ini? Informasiyangbaikharus tersediabagi
Selain itu, kekhawatiran lain adalah me- semuapihakdandibutuhkantindakanyang
ngenai perlindungan terhadap investor terkoordinasi antara para pelaku (swasta
kecil yang kini banyak diinvestasikan ke dan pemerintah). Kita ambil contoh kasus
dalam hedge funds melalui dana pensiun sebuah perusahaan di Indonesia, Asia Pulp
mereka. Diwaktulalu,investasipadahedge and Paper (APP), yang mungkin telah
funds hanya bisa dilakukan oleh investor- menjadi korban dari aktivitas hedge funds
investor kaya. Sebagaimana dilaporkan, tertentuyangdikenalsebagai"vulturefund"
leveraging yang terjadi pada rantai kredit atauinvestor "pemakanbangkai". Padasaat
bisa mencapai 100 kali, yangberartibahwa sebagian besar negara telah berhasil
dengan investasi riil awal sebesar 10 juta menangani krisis finansial 10 tahun yang
dolar saja dapat diciptakan investasi se- lalu,APPmasihmengalamikesulitanuntuk
besar 1 miliar dolar. merampungkan restrukturisasiperusahaan
pascakrisis,akibatulahsejumlahpemegang
Hedgefunds dalam skala besar, yang saham minoritas.
merupakan
'industri investasi alternatif/
kini makin terlembaga dan mendekati pola KASUS RESTRUKTURISASI
manajemen aset pada umumnya, seperti
reksa dana dan danapensiun. Akantetapi, Telah banyak tulisan yang membahas
reksa dana dikenakan aturan main se- kasus resturukturisasi perusahaan terbesar
dangkanhedgefundssamasekalitidakdiatur. yang terjadi di Indonesia. APP yang me-
Saat ini, G7 cenderung untuk tidak me- lakukan ekspansi perusahaan secara besar-
regulasi hedgefunds secara langsung, dan besaran terkena dampak krisis keuangan
mengandalkan pada disiplin pasar untuk yang memaksa mereka membayar utang
bekerja. Disiplin itu diharapkan terlaksana sebesar 13 miliar dolar dibulan Maret2001.
melaluimanajemenresiko olehrekanbisnis Kasus ini merupakan salah satu default
hedgefunds tersebut,yaituparabroker (yang terbesar dalam sejarah emerging markets.
telah diatur oleh undang-undang). Pe- Akantetapi,APPmelakukanberbagaiupaya
ningkatan transparansi dan keterbukaan di untukmenyelesaikan masalah tersebut dan
pihak hedge funds juga telah lama di- melalui suatu kesepakatan bersama dan
kumandangkan. Diperkirakan ada sebesar padatahun2005,sebuahMasterRestructuring
26triliundolardalambentukderivatifkredit Agreement(MRA)telahdisetujuiolehseluruh
yangdikeluarkandandiperdagangkanoleh anak perusahaan APP dan 93% dari para
para hedgefunds. Oleh karena itu muncul kreditornya.
kebutuhan untuk dapat mengerti aktivitas
sertaperkembanganinstrumenmerekayang
Tetapisebuahkelompokminoritasyang
semakin kompleks
(derivatif, struktur pro- dipimpinolehOaktreeCapitalCorp (Chicago)
duk-produkkeuangan). dan Gramercy Advisers (Connecticut)
250 ANALISIS CSIS, Vol. 36, No. 3, 2007: 246-251
meminta pengembalian hingga 150% dari dengan utang pemerintah. Banyak kasus
harga pasar, padahal mereka hanya mem- belakanganinidialamiolehberbagainegara,
belinyapada level 10hingga 20% dariharga termasuk diantaranya Peru, Kongo, Belize
pasar. Mereka membawa kasus ini untuk danZambia.Kesemuanyamerupakankasus
dilitigasi, termasuk ke pengadilan Amerika yang menarik dan melibatkan berbagai
SerikatdanSingapura,namunklaimmereka vulturefunds seperti Donegal International
selalu ditolak. Meski demikian seperti yang dan Elliot Associates. Setiap kasus meski
dijelaskandalamFinancialTimes(18February berbeda tapi memperlihatkan pola yang
2007), para vulturefunds selalu gigih mem- mirip. Donegal International menuntut
pertahankan taktik mereka. Vulturefunds Zambia di London atas utangyangmereka
membeli hutang dengan harga diskon beli seharga kurang dari 4juta dolar untuk
(discounted),kemudianmenolakberpartisipasi pembayaran sebesar 55 juta dolar. Hakim
dalamrestrukturisasidimananilaidariutang akhirnyamemutuskanbahwaZambiawajib
diturunkan (written down) untuk kemudian membayar sebesar 15,5 juta dolar. Hal ini
menuntutpengembalian.yanglebihbesar. memicu kemarahan, dan sejumlah LSM
internasional meninta Gordon Brown,
Dalam buku karangan Hillary Rosen-' Perdana Menteri Inggris yang baru, untuk
berg,yangberjudulTheVultureInvestors(New segera mengubah hukum yang berlaku di
&
York: John Wiley Sons Inc., 2000), vulture InggrisagarkasusZambiainitidakterulang
investors dikenal sebagai pihak yang lagidipengadilanInggris.Isumoralitaspun
menunda reorganisasi dan restrukturisasi telah dibawa ke permukaan. Di lain pihak
perusahaan demi kepentingan mereka Peru juga mengalami kasus yang serupa.
sendiri. Mereka berusaha memperoleh PengadilandiBrusselmemenangkankasus
keuntungan lebih dengan menciptakan yangdituntut ElliotAssociates, untukpem-
kericuhan dalam perusahaan-perusahaan bayaran sebesar 58 juta dolar atas utang
yang'mereka ambil alih. Perusahaan dan yangmerekabeliseharga11jutadolar.Peru
kreditor lainnya akan melawan mereka tidak melakukan banding tetapi memilih
sekaligus berusaha berdamai hingga akhir- untukmembayarutangtersebutagardapat
nyamembayarsebesarpremiumpasarhanya segera meminjam lagi dari pasar modal
untuk menyingkirkan mereka. Pembayaran internasional. Akan tetapi, sejak kasus ini,
itu disebutgreenmail. Gramercytelahdigam- hukum di Belgia telah diubah guna men-
barkanolehmediainternasionalsebagaisalah cegah terjadinya pengulangan pemutusan
satuvulturefundkarenatingkahlakumereka kasus seperti itu. Selanjutnya, hukum New
di Ekuador beberapa tahun lalu dan York juga telah diubah pada tahun 2003
kekacauan yang mereka buat di Argentina, dengan memasukkan "klausul tindakan
yang mengalami masalah kegagalan kolektif" pada surat utang yang memung-
pembayaran utangpublik di tahun 2001. kinkan kreditor mayoritas menolak upaya
penghambatanrestrukturisasiolehkreditor
Vulture funds tidak hanya terlibat minoritas, seperti yang sedang dilakukan
dengan utang-utang swasta, tetapi juga terhadapAPP.