Table Of ContentTAHUN XXV, NO. 5
SEPTEMBER-OKTOBER 1996
iJALISIS
CSIS
Masa Depan
Reflek$i
ASEAN
Muda
Tiniauan
oleh Generasi
PENGANTAR REDAKSI
• Upaya Indonesia Menciptakan
.VRTIKEL KawasanBebas Senjata Nuklir di Asia
Tenggara (KBSN-AT): Tantangan
Perubahan-perubahan Politik Domestik
ASEAN PolitikLuarNegeri
dan Tantangan Modemisasi
Ekonomi Politik dari Kerja Sama • Peran Indonesia dalam Satu Asia Tenggara
Ekonomi ASEAN Sepuluh
• Perkembangan KawasanPerdagangan Bebas
Memajukan Budaya ASEAN sebagai ASEAN dan Pengaruhnya terhadap Indonesia
Landasan Kerja Sama Regional
TIMBANGAN BUKU
Masa Depan Kerja Sama Kcamanan
ASEAN: Tantangan bagi Pengembangan • Kilas Balik Revolusi: Cermin Dinamika
ASEANRegionalForum Manusia Indonesia
^ENTRE FOR STRATEGIC AND
INTERNATIONAL STUDIES
Analisis CSIS Diterbitkan oleh CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES
(CSIS) sebagaijurnal berkalauntuk menyajikan tulisan-tulisan tentang berbagai masa-
lah nasional dan internasional. ANALISIS adalah suatu forum terutama untuk para
stafpeneliti CSIS sendiri. Tetapi sumbangan tulisandari luar CSIS akan dipertimbang-
kan untuk dimuat sesuai dengan kebutuhan. Isi tulisan-tulisan yang dimuat dalam
ANALISIS sepenuhnya menjadi tanggungjawab pribadi penulis masing-masing.
Logo CSIS
Mulai tahun 1989 CSIS menggunakan logo baru: Nalar Ajar
Terusan Budi. Logo berbentuk sebuah piringan cekung berukiran
bola dunia yang melatarbelakangi gambaran orang tanpa busana
duduk memangku buku terbuka beralaskan kain lampin. Tangan
kiri menunjuk ke buku dan tangan kanan menunjuk ke atas meng-
gambarkan orang yang sedang menguraikan pengetahuan yang
ditimba dari buku. Ketelanjangan gambar orang di tengah piringan melambangkan
keterbukaanbudi ~ tiadanyasikapapriori~padawargaCSIS, sepertipadaparaanalis
umumnya, dalam kegiatan studinya. Gambar ini menunjukkan kegiatan belajar dan
mengajar atau menguraikan pikiran, sebagaimana para analis CSIS melakukan studi
dan menguraikan pikiran mereka ke'pada siapa saja yang membutuhkannya. Sedang-
kan bola dunia melambangkan alam jagad raya yang menjadi cakrawala dan lingkup
CSIS berada dan berkarya. Kalimat Nalar Ajar Terusan Budi yang tertera pada
lingkaran piringan adalah suryasengkala: cara merangkai kata dalam tradisi Jawaun-
tuk menandai suatu tahun penting menurut peredaran matahari dan sekaligus menge-
mukakan makna yang terkandung dalam peristiwa yang tahunnya ditandai itu. Nalar
menurut tradisi Jawa itu berwatak 1, Ajar berwatak 7, Terusan berwatak 9, dan Budi
berwatak 1. Sebagaimanalazimnyasengkaladibacadalamurutanterbalik: 1971, tahun
CSISberdiri. NalarAjarTerusanBudijugamenggambarkanalampikiran, danhakikat
kegiatanCSIS. CSIS sebagai lembagaprofesi keilmuan, yangdidukungoleh kreativitas
individu, pada hakikatnya mempunyai kegiatan intelektual yang bukan hanya meng-
analisa kebenaran tetapi juga terpanggil untuk menunaikan kewajiban sosialnya.
MaknaNalarAjarTerusanBudiadalahbahwabagi CSIS, bernalar, belajarsertameng-
uraikan pikiran adalah kelanjutan wajar dari budi yang arif. Logo ini dituangkan da-
lam wujud piringan perunggu oleh G. Sidharta.
Pemimpin Redaksi/ Rufinus Lahur
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi Daoed Joesoef, A.M.W. Pranarka, J. Soedjati Djiwandono, M. Hadi Soesastro,
Harry Tjan Silalahi, Jusuf Wanandi, Clara Joewono, Djisman S. Simandjuntak,
Onny S. Prijono, Mari Pangestu, Bantarto Bandoro
Redaksi Pelaksana Bambang Walgito, Sunarto nDaru Mursito
STT SK Menpen RI No. 509/SK/DITJEN PPG/STT/1978,
tanggal 28 Agustus 1978
ISSN 0126-222X
TAHUNXXV,NO. 5, SEPTEMBER-OKTOBER 1996
Daftar ki
PengantarRedaksi
340
Artikel
• Perubahan-pembahan Politik Domestik ASEAN dan
Tantangan Modernisasi
KusnantoAnggoro
343
• Ekonomi Politik dari Keija Sama Ekonomi ASEAN
Sepuluh
AwaniIrewati 355
• Memajukan Budaya ASEAN sebagai Landasan
Kerja Sama Regional
SyamsulHadi
366
• Masa Depan Kerja Sama Keamanan ASEAN:
Tantangan bagi Pengembangan^S£4A^/?eg/ona/Forum
YuliaDiniastuti 374
• Upaya Indonesia Menciptakan Kawasan Bebas
Senjata Nuklir di Asia Tenggara (KBSN-AT):
Tantangan Politik Luar Negeri
YuriO. Thamrin
382
• Peran Indonesia dalam Satu Asia Tenggara
EdyPrasetyono
395
• Perkembangan Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN
dan Pengaruhnya terhadap Indonesia
Sukama Wlranta
407
Timbangan Buku:
• Kilas Balik Revolusi: Cermin Dinamika
Manusia Indonesia
SabamSiagian
421
Pengantar Redaksi
PERAN ASEAN semakin pentirig karena pembangunan ekonomi dan per-
baikan sosial yang dilakukan oleh negara-negara anggotanya. Menurut
Kusnanto Anggoro solidaritas antar negara anggota ditentukan oleh berbagai
faktor antara lain kesamaan persepsi dalam mengantisipasi tuntutan kerja sama ekonomi
yang lebih luas, persepsi keamanan dan viabilitasnya untuk memperjuangkan kepen-
tingan masing-masing negara anggota. Indonesia dan Malaysia akan cenderung memain-
kan peran yang lebih besar di panggung politik. Perkembangan ekonomi dan dinamika po-
litik akan menyebabkan relatifisasi ASEAN sebagai instnunen politik luar negeri.
Kendati masih menghadapi berbagai kendala, A^vani Irewati mengemukakan
bahwa prospek ASEAN dengan ASEAN Sepuluh-nya tampak cerah. Di tingkat Asia
Tenggara identitas ASEAN semakin menonjol dan berupaya mengadakan hubungan
erat dengan negara lain seperti Laos, Kamboja dan Myarmiar. Di tingkat Asia Pasifik
ASEAN berupaya mengintegrasikan kekuatan ekonominya guna meningkatkan ke-
kuatan tawar-menawarnya dalam ruang lingkup kerja sama ekonomi yang lebih luas.
Dengan semangat kerja sama yang erat antar anggotanya itulah diharapkan posisi
ASEAN Sepuluh dalam ruang lingkup APEC akan kuat.
Di tengah maraknya regionalisme dan perdagangan global, tak ada lagi negara
di Asia Tenggara menginginkan keberadaannya terpencil dari dinamika kemajuan ka-
ASEAN.
wasan ini. Semua melihat semakin pentingnya bekerja sama dalam organisasi
Kes^nambungan dan kohesivitas ASEAN akan terus dioptimalkan, dalam pandang-
*Enam dari tujuh artikel yang disajikan sccara berturut-turut dalam pencrbitan ini, sudah didisl
kan dalam "Seminar Reflcksi Masa Depan ASEAN: Tinjauan Oleh Generasi Muda", yang diselenggi
kan oleh CSIS, pada tanggal 24 April 1996 di Jakarta.
PENGANTARREDAKSI 341
an Syamsul Hadi, jikalau dikuatkan dan diperdalam dengan kerja sama kebudayaan.
Sebab menghadapi globalisasi bagaimanapun ada keperluan menemukan orientasi kul-
tural yang dapat mengkonversikan selumh komponen bangsa-bangsa anggotanya men-
jadi suatu komunitas. Berprosesnya jalinan kultural demikian membangun ikatan psiko-
logis dan semangat emosional yang intens sehingga eksistensi dan kerja sama ASEAN
terns dapat terpelihara. Memajukan kerja sama kebudayaan dalam ASEAN ini hams di-
lakukan bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga oleh masyarakat. Antara lain ialah
kerja sama menghadapi revolusi informasi, dialog kebudayaan antar negara, penerje-
mahan karya sastra bermutu dari negara anggota yang lain, kerja sama pendidikan: per-
tukaran pelajar/mahasiswa dan kerja sama antar universitas.
Menurut Yulia Diniastuti ASEAN Regional Forum (ARE) merupakan komponen
baru dalam kerja sama keamanan ASEAN yang dicetuskan dalam pertemuan ASEAN
Ministerial Meeting ke-26 tahun 1993 guna mengantisipasi berbagai perubahan dan ke-
tidakpastian yang muncul dalam era Pasca Perang Dingin. Keanggotaan ARF diwakili
oleh para menteri luar negeri dari 18 negara, yakni ketujuh anggota ASEAN, negara-
negara mitra dialog (Amerika, Australia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Masyarakat
Eropa dan Selandia Baru), serta negara pengamat ASEAN (Laos dan Papua New Guinea)
dan dua tamu (Cina dan Rusia). Yang menjadi persoalan pokok ialah mekanisme apa
yang perlu dikembangkan untuk dapat mengendalikan dan memecahkan konflik yang
sekiranya muncul. Kiranya perlu dilembagakan sarana-sarana jalur komunikasi pada ting-
kat pejabat tinggi dan pimpinan negara sehingga pengertian dan keterbukaan antar elit
dapat terbina.
Pembentukan kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara (KBSN-AT) disoroti
oleh Yuri O. Thamrin sebagai "tujuan inti" mengingat kaitannya dengan national survival.
la bisa menghilangkan adanya pacuan senjata nuklir di kawasan, maka sumber-sumber
ekonomi yang terbatas dapat sepenuhnya dimanfaatkan untuk pembangunan nasional.
KBSN-AT akan berperan untuk: (1) meningkatkan keamanan negara-negara di kawasan;
(2) mencegah proliferasi dan kompetisi senjata nuklir; dan (3) mencapai tujuan pengen-
dalian dan perlucutan senjata di tingkat global demi memantapkan perdamaian dunia.
Perlu dipikirkan kemungkinan perumusan resolusi Traktat KBSN-AT di forum sidang
Umum
Majelis PBB, diikuti lobi-lobi guna mengusahakan dukungan yang luas. Dukung-
an masyarakat internasional akhimya bermanfaat mendorong negara-negara nuklir mau
memberi pengakuan pada KBSN-AT.
Edy Prasetyono mengemukakan bahwa sejak pembentukannya di tahun 1967, para
ASEAN
pendiri sudah menyadari bahwa stabilitas dan keamanan kawasan Asia Teng-
gara hanya dapat dicapai bila semua negara di kawasan tersebut ikut dilibatkan. Seben-
tar lagi akan muncul ASEAN Sepuluh yang berarti bahwa semua negara di kawasan ini
sudah akan dilibatkan. Hams diakui bahwa peran Indonesia sebagai negara terbesar
dalam mengatasi berbagai masalah yang muncul amatlah besar, terlebih dalam usaha-
nya untuk mempertahankan agar ASEAN tetap solid kendati masing-masing negara
342 ANALISIS CSIS, 1996-5
anggota memiliki tingkat hubungan yang lebih menyebar dengan negara-negara besar
di Asia Pasifik. Masih banyak yang hams dilakukan Indonesia terutama dalam menga-
dakan dialog dengan sesama negara anggota maupun dengan negara-negara Asia Pasifik
lainnya.
Dalam kerja sama perdagangan bebas ASEAN Sukarno Wiranta menyoroti bah-
wa perdagangan ASEAN-dunia luar memperlihatkan peningkatan yang cukup pesat, se-
dangkan perdagangan intra ASEAN meningkat jauh lebih pesat. Perdagangan intra
ASEAN memang bermanfaat bagi semua negara anggotanya, hanya manfaatnya bagi
masing-masing anggotanya berbeda dan tidak proporsional. Kalau dalam perdagang-
an intra ASEAN Singapura paling diuntungkan, justru Indonesia memiliki proporsi
manfaat yang rendah saja. Untuk meningkatkan proporsi manfaat itu Indonesia harus
dapat berperan lebih aktif dalam kerja sama ASEAN dengan terus-menerus menggulirkan
deregulasi di sektor riil yang menyangkut bidang perizinan, perdagangan dan industri
yang diikuti sektor moneter dan fiskal (pajak). Begitu pula dilakukan berbagai upaya men-
ciptakan iklim yang kondusif untuk peningkatan investasi.
REDAKSI
Septermber 1996
Perubahan-perubahan
Politik
ASEAN
Domestik dan Tantangan
Modernisasi
Kusnanto Anggoro
Pertumbuhan ekonomi yang ber- Kerangka Pemikiran: Variables,
hasil dipertahankan selama bebe- Process, Outcomes
rapa dasawarsa di negara-negara
ASEAN telah membawa penganih besar Banyak pengamat berpendapat bahwa
bagi struktur ekonomi negara-negara itu, stabilitas regional yang sebagian di an-
dengan perkecualian Singapura dan Brunei taranya merupakan salah satu keberhasilan
Darussalam. Mereka yang dalam dasawarsa kerja sama ASEAN, telah memberikan mang
1970-an mengandalkan sektor tradisional gerak lebih besar bagi negara-negara anggo-
(pertanian), kini mulai bertumpu pada sektor tanya untuk mencurahkan perhatiarmya pa-
modem (industri manufaktm-ing dan jasa). da pembangunan nasionalnya. Namun tidak
Perubahan struktur ekonomi itu disertai pu- banyak yang menulis bahwa sejak terben-
la dengan mobilitas sosial yang lebih tinggi tuknya ASEAN tahun 1967, stabilitas do-
(urbanisasi, literasi, dan konsumsi media) mestik telah menciptakan iklim yang kon-
dan, sebagai akibatnya, tuntutan partisipasi dusif untuk memperkuat kerja sama regional
yang lebih besar dalam kehidupan politik. yang stabil. Hubungan kausal antara sta-
Modernisasi merupakan tantangan bukan bilitas domestik suatu negara dan kean-
hanya bagi masing-masing negara ASEAN dalan suatu kerja sama regional (internasio-
melainkan juga bagi masa depan kerja sama nal) di mana negara itu menjadi anggota-
ASEAN
dan regionalisme Asia Tenggara. Di nya, atau secara lebih spesifik bagaimana
sebagian besar negara ASEAN, dapat diper- tekanan-tekanan domestik mempengaruhi
kirakan bahwa itu akan banyak diwarnai oleh tingkah laku negara dalam kerja sama itu,
dinamika elit politik dan ekonomi dalam merupakan suatu hal yang barangkali tidak
suatu sistem yang semakin pluralistik.'
Political Developments and Their Impacts on
'Lihat, Jusuf Wanandi, "ASEAN's Domestic Foreign Policy", The Pacific Review 6, no 3
(1995): 440-59.
344 ANALISIS CSIS, 1996-5
mengikuti pola tertentu. Keija sama antara politik dari konstituensi sosial politik yang
negara yang menganut sistem politik de- mendukung suatu pemerintahan.
mokrasi maupun semi demokrasi mungkin
Kedua, komitmen dan konsistensi suatu
memang tidak banyak bedanya.
pemerintahan pada kesepakatan intema-
sional ditentukan hingga tingkat tertentu
Politik luar negeri merupakan salah sa-
oleh sejauh mana pemerintahan itu mampu
tu instrumen dari politik domestik. Karena
meneguhkan otoritasnya pada konstituensi
alasan ideologikal maupun praktikal, kecen-
politiknya. Ini terlihat misalnya pada kasus
derungan dinamika politik domestik suatu
perdagangan intemasional (WTO), perse-
negara akan mewamai perubahan kebijakan
tujuan minyak Amerika-Inggris {Anglo-
luar negeri negara itu. Dengan kata lain,
American Oil Agreemenet), Masyarakat
dinamika hubungan antar negara, apakah
' Pertahanan Eropa {European Defence Com-
itu akan bersifat konfliktual atau kerja sama,
munity), koordinasi keuangan Eropa
akan dipengaruhi oleh perubahan kebijakan
{European monetary coordination) tahim
luar negeri dari anggota (sub)sistem inter-
SALT
1970an, kegagalan ratifikasi II (1979).
nasional itu. Banyak contoh yang dapat
Di Amerika Serikat, penundaan ratifikasi
disebut. Pergantian rejim Orde Lama oleh
Orde Bam di Indonesia merupakan faktor START II sebagian di antaranya disebab-
kan oleh ketidakstabilan rejim post-Sowict
penting di balik berakhirnya konfrontasi
Indonesia-Malaysia yang kemudian mem- Rusia.
bidani lahimya ASEAN pada tahun 1967. Satu hal yang menarik adalah bahwa ge-
Tumbangnya rejim komunis di Uni Soviet jala perkaitan {linkages) itu terjadi temtama
dan Eropa Timur dan pergantian rejim Mao di negara-negara demokrasi, di mana prefe-
oleh rejim Deng di Cina yang membawa rensi dan agregasi kepentingan kelompok-
pengaruh besar pada hubungan Timur-Barat kelompok sosial, ekonomi dan politik mem-
adalah contoh mutakhir perubahan domes- pengaruhi, bahkan seringkali menentukan,
tik suatu negara yang dapat mewarnai dina- pemmusan kebijakan dan pengambilan ke-
mika hubungan intemasional. putusan. Sebab yang paling penting adalah
adanya "kontrak politik" antara elit dan
Sebab itu, memahami politik domestik konstituensi politiknya. Suatu pemerintahan
sesuatu atau sekelompok negara bermanfaat memperoleh legitimasi atas kekuasaannya
untuk memahami pola kerja sama intema- dalam memmuskan kebijakan-kebijakan ne-
sional karena beberapa alasan. Pertama, di- gara karena kemampuannya untuk menam-
namika politik domestik seringkali meng- pung aspirasi kepentingan masyarakatnya.
isyaratkan bagaimana agregasi preferensi
kelompok-kelompok masyarakat mewarnai Di negara-negara semi-demokrasi, penaf-
kepentingan nasional. Manfaat atau biaya siran tentang apa yang dimaksud dengan
yang hams ditebus dari suatu kesepakatan "kepentingan nasional", dan bagaimana ke-
antar negara-negara, seperti persetujuan pe- bijakan tertentu untuk memenuhi tuntutan
ngendalian senjata dan liberalisasi perda- itu, sepenuhnya menjadi privilege elit politik.
gangan, misalnya, akan ditentukan oleh ba- Namun ini lebih mempakan asumsi dan con-
gaimana agregasi kepentingan dan artikulasi ventional wisdom daripada kenyataan. Ber-
PERUBAHAN-PERUBAHAN POLITIKDOMESTIKASEAN 345
bagai studi menunjukkan bahwa elit politik Beranjak dari pemikiran itu, pertanyaan
dalam sistem politik tertutup seperti Uni lebih lanjut adalah perubahan domestik se-
Soviet, Cina dan beberapa sistem politik perti apa yang dapat mempengaruhi arah,
otoriter yang lain, temyata tidak kebal ter- substansi dan prioritas kebijakan luar negeri
hadap pengaruh dinamika politik domestik. suatu negara. Jawaban atas pertanyaan itu
Karena elit itu relatif terpisah dari kepen- akan memerlukan pemahaman mengenai
tingan masyarakatnya, maka kaitan peru- beberapa faktor. Pertama, bagaimana "ke-
bahan atau kesinambungan politik domestik berhasilan" pembangunan ekonomi telah di-
dengan perubahan kebijakan luar negeri sertai oleh diferensiasi pelapisan sosial yang
terjadi dalam manglingkup yang lebih sem- mempunyai nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan
pit dan tidak langsung dibanding apa yang baru. Kemampuan suatu pemerintahan men-
dapat terjadi pada sistem politik demokrasi. jawab persoalan itu berkaitan dengan legi-
Dinamika domestik mmigkin memang tidak timasinya sebagai lembaga negara yang
merupakan bentuk persaingan antar partai mempunyai otoritas dalam merumuskan ke-
atau antar kelompok-kelompok kepentingan bijakan publik {public policy).
yang bebas (automous and independent
interest groups), melainkan terbatas pada Kedua, bagaimana perubahan sosial itu,
bersama dengan transformasi struktur eko-
pembelahan antar elit dalam badan-badan
nomi, memberi wama pada perkembangan
pengambil dan perumus kebijakan {decision
and policy making bodies). sistem politik. Salah satu konsekuensi dari
modemisasi dan mobilitas sosial itu adalah
Sebab itu menjadi jelas bahwa perbedaan meningkatnya tuntutan akan partisipasi po-
3
pengaruh struktur politik domestik, katakan litik. Diferensiasi sosial dan ekonomi de-
sistem politik demokrasi dan semi demokra- ngan sendirinya membuka peluang mun-
si atau otoriter, pada kebijakan luar negeri culnya kelompok-kelompok kepentingan ter-
suatu negara terletak pada derajat pengaruh tentu sebagai pelengkap maupun altematif
dan banyaknya pelaku yang terlibat dalam institusi politik yang ada. Pendek kata, da-
2
perumusan kebijakan. Organisasi seperti lam suatu sistem politik yang semakin plu-
Kamar Dagang (Chamber ofCommerce) dan ralis, kepentingan nasional merupakan jmn-
kalangan militer hingga tingkat tertentu lah sinergetik kepentingan interest group.
membatasi peranan pemerintah dan mewar- Sebagai akibatnya, pemerintah dapat meng-
nai batas-batas keija sama antar negara. Para hadapi masalah otoritas.
perunding di forum intemasional, misalnya,
seringkali hams melakukan perundingan se- Ketiga, bagaimana alih generasi, terma-
suk suksesi kepemimpinan dan munculnya
cara simultan dengan rekanan intemasional
dan dengan konstituensi politik domestik- elit baru, akan mempengaruhi perumusan
mengenai national preferences dan national
nya.
priorities, termasuk orientasi kebijakan luar
Pembahasan teoretikal lebih rinci lihat, misal-
nya, Joe D. Hagan, "Regimes, Political Opposition
and the Comparative Analysis of Foreign Policy", Samuel P. Huntington, Political Order in
Hermann et al. New Directions in the Study of Changing Societies (New Haven: Yale University
Foreign Policy, 339-365. Press, 1968), 58-9.
346 ANALISIS CSIS, 1996-5
negeri. Generasi baru mempunyai latar be- akan dipengaruhi oleh dua faktor penting.
lakang, keyakinan, lingkungan politik, dan Pertama adalah initial conditions, misalnya
gaya diplomasi yang berbeda dari apa yang pengaturan kerja sama dan pola hubungan
dimiliki para pendahulunya. Robert Keohane yang telah mapan. Ini dapat meliputi nilai,
menulis bahwa kerja sama akan dapat dibi- struktur dan proses yang sudah diterima,
na, dan dipertahankan, "jika pelaku-pelaku termasuk persetujuan tertulis. Di negara-
menyesuaikan tingkahlaku mereka pada negara ASEAN, hal itu dapat dilihat dari be-
preferensi aktual dan anticipated dari pe- berapa gejala, misalnya bilateralisme sebagai
laku yang lain melalui proses koordinasi pilar kerja sama ASEAN, prinsip organisasi
4
kebijakan". longgar dan gradualisme, konsensus dan
kerja sama berdasarkan the lowest common
Dua faktor yang disebut pertama, yaitu denominator dan rumusan (7-X). Kedua
legitimasi dan otoritas, dengan sendirinya adalah perubahan lingkungan regional
akan mempengaruhi tingkat kerawanan atau
dan global, termasuk kemungkinan perluas-
fragmentasi suatu pemerintahan, yang pada an ASEAN Sepuluh, konfigurasi kekuatan
gilirannya dapat mempengaruhi komitmen di Asia Pasifik, dan dinamika ekonomi
dan konsistensi rejim itu dalam melaksana-
internasional.
kan kesepakatan-kesepakatan kerja sama re-
gional dan internasional. Faktor yang di-
sebut kemudian, proses pergantian generasi Modernisasi, Legitimasi dan
dan pembentukan elit baru, akan mempu-
Otoritas
nyai pengaruh dalam kerja sama regional
dan/atau internasional.^ Misalnya, perbeda- Modernisasi merupakan suatu proses
an kecepatan alih generasi akan mempe- transformasi, suatu perubahan masyarakat
ngaruhi hubungan interpersonal antar pe- dalam segala aspeknya. Di bidang ekonomi,
mimpin-pemimpin ASEAN yang untuk se- modernisasi ditandai oleh antara lain ber-
kian lama telah memainkan peranan penting langsungnya industrialisasi. Dalam bidang
untuk membina saling pengertian ASEAN. sosial, transformasi itu dapat dilihat dari
terjadinya diferensiasi (pembagian kerja dan
Tidak semua isu kerja sama antar ne- spesialisasi) dan perbesaran skala (jun^ah
gara akan dipengaruhi oleh perubahan do- dan intensitas hubungan antar unit) dalam
mestik. Lebih dari itu, sampai sejauh mana suatu satuan sosial tertentu. Dalam kehi-
perubahan-perubahan itu dapat mempenga- dupan politik, modernisasi ditandai dengan
ruhi kohesifitas dan keandalan suatu hu- menguatnya pranata politik, meningkatnya
ASEAN
bungan antar negara, termasuk se-
keterbukaan sistem pada tuntutan parlisi-
bagai suatu institusi kerja sama regional, pasi, dan melemahnya ikatan parokial. Da-
lam bidang bina negara (state building),
modernisasi dapat ditafsirkan sebagai ter-
""Robert O. Keohane, After Hegemony (Prin-
ceton: Princeton University Press, 1984), 51-2.
^Khong Cho Oon, "Leaders, Elites and the *J. W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosio-
Imperative of Security", Contemporary Southeast logi Pembangunan Negara-negara Berkembang
Asia 13, no. 4 (March 1992): 347-359. (Jakarta: Gramcdia, 1979): 1-2.